test2_SIKAT88 | TEMPAT ORIGINAL PERMAINAN INCES X1000

- Jumat,SIKAT88 | TEMPAT ORIGINAL PERMAINAN INCES X1000 7 Februari 2025 18:55 WIB
- waktu baca 2 menit

Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Organisasi Olahraga Kebugaran Indonesia (PP ORKI) Defrizal Siregar menjelaskan pentingnya pendekatan kontekstual dalam pelaksanaan program Indonesia Bugar.
"Kami sangat mendukung program ini, karena kebugaran anak-anak adalah investasi jangka panjang bagi bangsa," kata ujar Defrizal kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
"Namun, kebijakan ini perlu diiringi dengan pendekatan yang sesuai dengan jenjang usia siswa agar manfaatnya dapat tercapai secara optimal,” ujar Defrizal menambahkan.
Defrizal menjelaskan, kebutuhan fisik siswa di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sangat berbeda.
Menurutnya, siswa SD berada pada fase pembentukan fisik yang sifatnya multilateral, sementara siswa SMP perlu fokus pada pengembangan daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory). Sedangkan untuk siswa SMA, fokusnya sudah pada pengembangan performa fisik yang lebih spesifik.
Oleh karena itu, menurut Defrizal, program kebugaran tidak bisa disamaratakan untuk semua jenjang pendidikan.
"Jika gerakan fisik yang diterapkan sama untuk semua jenjang, itu tidak efektif. Harus ada variasi sesuai dengan tahap perkembangan masing-masing siswa," ujarnya.
Baca juga: Senam Kebugaran Jasmani Pelajar dapat penghargaan MURI
Sebagai langkah untuk mendukung program kebugaran ini, ORKI bekerja sama dengan berbagai induk organisasi olahraga (Inorga).
Salah satunya melalui program "Runner Goes to School" yang bertujuan untuk mendorong budaya lari di kalangan siswa.
Selain itu, ORKI juga menyelenggarakan program Fit Camp yang bertujuan melatih kekuatan fisik siswa dengan metode yang lebih menarik dibandingkan dengan senam tradisional.
“Anak-anak cenderung cepat bosan jika hanya diberikan senam pagi yang monoton. Oleh karena itu, kami mengembangkan variasi gerakan, termasuk senam menggunakan alat seperti stik beduk untuk meningkatkan kekuatan fisik,” kata Defrizal.
Defrizal juga mengatakan pentingnya peran guru dalam kesuksesan program kebugaran ini.
"Jangan sampai anak-anak berolahraga, tetapi gurunya tidak terlibat. Mindset tentang kebugaran harus diubah terlebih dahulu, agar ada transformasi kebugaran yang benar-benar terasa oleh siswa," ujarnya.
Dengan pendekatan yang lebih kontekstual dan variatif, Defrizal pun berharap Program Indonesia Bugar dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan kebugaran generasi muda Indonesia.
Baca juga: Menpora dukung ORKI tingkatkan kebugaran masyarakat Indonesia
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
相关文章
Wamenpora tegaskan pelatnas 2025 tidak dibubarkan namun dikurangi
Kamis, 20 Februari 2025 04:09 WIBwaktu baca 2 menitWakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat2025-03-22Jadwal Proliga: tim tuan rumah berebut tempat untuk final four
Kamis, 20 Februari 2025 23:56 WIBwaktu baca 2 menitDirektur Keuangan Bank SumselBabel Samiludin (ten2025-03-22Asian Games 2026 pertandingkan 11 nomor cabang olahraga esports
Kamis, 20 Februari 2025 23:08 WIBwaktu baca 2 menitAtlet timnas esports Indonesia nomor Mobile Legen2025-03-22Electric PLN butuh satu menang lagi untuk ke final four Proliga 2025
Minggu, 16 Februari 2025 19:32 WIBwaktu baca 2 menitPara pemain Jakarta Electric PLN merayakan poin2025-03-22Jakarta Livin Mandiri menang tiga set langsung atas Yogya Falcons
Sabtu, 8 Februari 2025 19:15 WIBwaktu baca 2 menitPevoli putri Yogya Falcons Adjani Zahra (kiri) dan2025-03-22Ajang sepeda Tour of Baturraden 2025 bawa misi kemanusiaan
Minggu, 23 Februari 2025 17:40 WIBwaktu baca 3 menitKetua Umum Komunitas BKT.CC Indro Purwanto (kiri2025-03-22
最新评论